Taman Tergantung Di Babilonia - Selama 3 abad berperang, menyebabkan berakhirnya kekaisaran bangsa sumer. Pemerintahan kota-kotanya termasuk mesopotamia, berperang satu sama lainnya. Sehingga suku bangsa barbar berhasil menduduki daerah Euphrat dan Tigris. Dan akjirnya pada tahun 1800 Sebelum nabi Isa lahir, Hammurabi memerintah kota Babilon. Ia penguasa bangsa sumer dan Akkad yang berperang dan berhasil disatukan kembali.
Seni pahat pada zaman Hammurabi lebih nyata alamiah daripada yang pernah dilakukan di Mesopotamia sebelumnya. Sebuah patung kepala, belakangan telah ditemukan, dan diperkirakan kepala Hammurabi. Ia bercambang, dengan kelopak mata yang lebar dan memakai topi. Gambaran seperti ini, memang amat jarang di mesopotamia. Tetapi di Mesir, bentuk seperti ini, telah lazim diciptakan, sehingga soelah-olah Mesir telah mempengaruhi kesenian Babilonia.
Keajaiban dunia peninggalan purba lainnya, taman Taman Tergantung Di Babilonia, tidak bisa dilepaskan dari kaitan ini. Seorang ahli sejarah bangsa yunani bernama Herodotus, pada abad ke 5 telah mewariskan kepada kita sebuah tulisan tentang taman ini. Segenap kebesaran dan kehebatannya lebih dari 2000 tahun yang lampau oleh Raja Nabukadnezar II.
Beberapa sumber lainnya mengatakan bahwa Nabukadnezar membuatnya sebagai hadiah sepasang pengantin remaja yang datang dari pegunungan di Persia. Babilonia, memang terletak di dataran Mesopotamia dan sama sekali tak memiliki gunung-gunung, di tepi sungai Euphrat yang mengalir melewati kota itu. Sebab itulah maka raja telah memerintah para rakyatnya, untuk membuat taman yang tingginya 350 kaki di atas permukaan air. Taman itu dibuatnya bersusun, berteras-teras, dengan beberapa bagian yang dibikinnya lapang untuk ditanami pepohonan, rumput-rumput hias dan bunga-bungaan.
Air yang digunakannya, telah di pompakan dari sungai ke puncak bukit dan di biarkannya mengalir ke bawah melewati saluran-saluran dan menjadikannya air terjun buatan. Hal ini menjadikan kota yang gersang itu segar dan bertambah cantik. Tetapi, sekarang hanya tinngal sedikit saja yang tinggal disana, kecuali batu-batu bata sisa lama, tak ada lagi lainnya. Dari reruntuhan inilah seorang ahli benda-benda purba Robert Koldewey (1855-1925) dari jerman berusaha menyusunnya kembali.
Apa yang membuat menarik dari Taman Tergantung ini? Tak lain adalah menunjukkan bahwa bangsa Babilon saat itu telah sanggup menciptakan arsitektur yang demikian megahnya. Sementara bangsa-bangsa lain di dunia masih belum sampai berfikir ke arah sana. Kebesaran atau kekuasaan seorang raja memang merupakan faktor penentunya. Tetapi, tanpa adanya arsitek-arsitek yang cerdik dan cendikia, niscayalah taman itu tak akan terwujud.
Beberapa peninggalan yang berupa reruntuhan dari arsitektur Dinasti Kassite, memang ditemukan kembali (Bangsa Kassite adalah orang-orang gunung berasal dari timur yang secara perlahan-lahan telah mendesak masuk ke babilonia, setelah matinya kaisar Hammurabi.). banyak bangunan-bangunan bangsa Sumer kemudian dibangun kembali dengan meniru gaya Sumer lama. Dan istana kerajaan Kassite, ternyata jauh lebih besar dari pada semua bangunan yang ada sesudahnya. Lalu disekitar tahun 1450 sebelum masehi, sebuah candi telah pula dibangun di warka, sebagai tempat pemujaan bagi dewa-dewi.
Dinasti ini jatuh oleh bangsa Assyiria tahun 100 Sebelum nabi isa lahir. Dan sampai abad ke 6 SM bangsa babilonia telah melawan, menghancurkan, mengejar serta memenangkan perang. Sehingga mereka bisa bangun kembali dan membuat Babilon sebagai kota terhebat sepanjang zaman dunia peradaban lama.
Seni pahat pada zaman Hammurabi lebih nyata alamiah daripada yang pernah dilakukan di Mesopotamia sebelumnya. Sebuah patung kepala, belakangan telah ditemukan, dan diperkirakan kepala Hammurabi. Ia bercambang, dengan kelopak mata yang lebar dan memakai topi. Gambaran seperti ini, memang amat jarang di mesopotamia. Tetapi di Mesir, bentuk seperti ini, telah lazim diciptakan, sehingga soelah-olah Mesir telah mempengaruhi kesenian Babilonia.
Keajaiban dunia peninggalan purba lainnya, taman Taman Tergantung Di Babilonia, tidak bisa dilepaskan dari kaitan ini. Seorang ahli sejarah bangsa yunani bernama Herodotus, pada abad ke 5 telah mewariskan kepada kita sebuah tulisan tentang taman ini. Segenap kebesaran dan kehebatannya lebih dari 2000 tahun yang lampau oleh Raja Nabukadnezar II.
Beberapa sumber lainnya mengatakan bahwa Nabukadnezar membuatnya sebagai hadiah sepasang pengantin remaja yang datang dari pegunungan di Persia. Babilonia, memang terletak di dataran Mesopotamia dan sama sekali tak memiliki gunung-gunung, di tepi sungai Euphrat yang mengalir melewati kota itu. Sebab itulah maka raja telah memerintah para rakyatnya, untuk membuat taman yang tingginya 350 kaki di atas permukaan air. Taman itu dibuatnya bersusun, berteras-teras, dengan beberapa bagian yang dibikinnya lapang untuk ditanami pepohonan, rumput-rumput hias dan bunga-bungaan.
Air yang digunakannya, telah di pompakan dari sungai ke puncak bukit dan di biarkannya mengalir ke bawah melewati saluran-saluran dan menjadikannya air terjun buatan. Hal ini menjadikan kota yang gersang itu segar dan bertambah cantik. Tetapi, sekarang hanya tinngal sedikit saja yang tinggal disana, kecuali batu-batu bata sisa lama, tak ada lagi lainnya. Dari reruntuhan inilah seorang ahli benda-benda purba Robert Koldewey (1855-1925) dari jerman berusaha menyusunnya kembali.
Apa yang membuat menarik dari Taman Tergantung ini? Tak lain adalah menunjukkan bahwa bangsa Babilon saat itu telah sanggup menciptakan arsitektur yang demikian megahnya. Sementara bangsa-bangsa lain di dunia masih belum sampai berfikir ke arah sana. Kebesaran atau kekuasaan seorang raja memang merupakan faktor penentunya. Tetapi, tanpa adanya arsitek-arsitek yang cerdik dan cendikia, niscayalah taman itu tak akan terwujud.
Beberapa peninggalan yang berupa reruntuhan dari arsitektur Dinasti Kassite, memang ditemukan kembali (Bangsa Kassite adalah orang-orang gunung berasal dari timur yang secara perlahan-lahan telah mendesak masuk ke babilonia, setelah matinya kaisar Hammurabi.). banyak bangunan-bangunan bangsa Sumer kemudian dibangun kembali dengan meniru gaya Sumer lama. Dan istana kerajaan Kassite, ternyata jauh lebih besar dari pada semua bangunan yang ada sesudahnya. Lalu disekitar tahun 1450 sebelum masehi, sebuah candi telah pula dibangun di warka, sebagai tempat pemujaan bagi dewa-dewi.
Dinasti ini jatuh oleh bangsa Assyiria tahun 100 Sebelum nabi isa lahir. Dan sampai abad ke 6 SM bangsa babilonia telah melawan, menghancurkan, mengejar serta memenangkan perang. Sehingga mereka bisa bangun kembali dan membuat Babilon sebagai kota terhebat sepanjang zaman dunia peradaban lama.