Header Ads

Doa Majelis (Berkumpul)

Doa Majelis (Berkumpul) - Adakalanya kita berkumpul atau bermajelis dengan kaum muslimin yang lain, Di sunnahkan membaca Do'a Seperti di bawah ini:

namun perlu di garis bawahi, untuk amalannya, bukan berdo'a secara jamaah seperti yang sering kita saksikan, karena perkara itu adalah Bid'ah. Yang benar adalah membaca do'a secara sendiri- sendiri.

BACAAN DALAM MAJELIS

Dari Ibnu Umar katanya adalah pernah dihitung bacaan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dalam satu majlis seratus kali sebelum beliau berdiri, yaitu:

((رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُوْرُ)).

“Wahai Tuhanku! Ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Menerima taubat lagi Maha Pengampun.” [215]

---------------------------------
[1][215] HR. At-Tirmidzi dan Imam hadis lain, lihat pula di Shahih At-Tirmidzi 3/153, Shahih Ibnu Majah 2/321, dan lafazh hadis tersebut menurut riwayat At-Tirmidzi.

--------------------------------------------------------------------------------

PELEBUR DOSA MAJELIS

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ.

“Maha Suci Engkau, ya Allah, aku memujiMu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada- Mu.” [216]

---------------------------------
[216] HR. Ashhaabus Sunan dan lihat Shahih At-Tirmidzi 3/153.
Dari Aisyah Radhiallahu'anha, dia berkata: “Setiap Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam duduk di suatu tempat, setiap membaca Al-Qur’an dan setiap melakukan shalat, beliau mengakhirinya dengan beberapa kalimat.” Aisyah Radhiallahu'anha berkata: Aku berkata: “Wahai Rasululllah! Aku melihat engkau setiap duduk di suatu majelis, membaca Al-Qur’an atau melakukan shalat, engkau selalu mengakhiri dengan beberapa kalimat itu.” Beliau bersabda: “Ya, barangsiapa yang berkata baik akan distempel pada kebaikan itu (pahala bacaan kalimat tersebut), barangsiapa yang berkata jelek, maka kalimat tersebut merupakan penghapusnya. (Kalimat itu adalah: Subhaanaka wa bihamdika laa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atuubu ilaik).” HR. An-Nasa’i dalam kitab ‘Amalul Yaum wal Lailah, hal. 308. Imam Ahmad 6/77. Dr. Faruq Hamadah menyatakan, hadits tersebut shahih dalam Tahqiq ‘Amalul Yaum wal Lailah, karya An-Nasa’i hal. 273.

Demikianlah yang bisa saya paparkan, masih banyak sekali kekurangannya, tetapi intinya kita terus mencari ilmu, dan terus meminta hidayah kepada Allah agar kita bisa melakukan, dapat istiqomah dalam menjalankan ibadah kepada Allah. Wallahu A’lam..

No comments

Powered by Blogger.