Bolehnya Mandi Telanjang Jika Sendirian (di Tempat Tertutup).

fiqih,mandi dengan telanjang
Bolehnya Mandi Telanjang Jika Sendirian (di Tempat Tertutup)- Oleh : Al Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah..

✅ Hadits no (75 – 339).

وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ قَالَ هَذَا مَا حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَذَكَرَ أَحَادِيثَ مِنْهَا وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ يَغْتَسِلُونَ عُرَاةً يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى سَوْأَةِ بَعْضٍ وَكَانَ مُوسَى - عَلَيْهِ السَّلاَمُ - يَغْتَسِلُ وَحْدَهُ فَقَالُوا وَاللَّهِ مَا يَمْنَعُ مُوسَى أَنْ يَغْتَسِلَ مَعَنَا إِلاَّ أَنَّهُ آدَرُ - قَالَ - فَذَهَبَ مَرَّةً يَغْتَسِلُ فَوَضَعَ ثَوْبَهُ عَلَى حَجَرٍ فَفَرَّ الْحَجَرُ بِثَوْبِهِ - قَالَ - فَجَمَحَ مُوسَى بِإِثْرِهِ يَقُولُ ثَوْبِى حَجَرُ ثَوْبِى حَجَرُ. حَتَّى نَظَرَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ إِلَى سَوْأَةِ مُوسَى قَالُوا وَاللَّهِ مَا بِمُوسَى مِنْ بَأْسٍ . فَقَامَ الْحَجَرُ حَتَّى نُظِرَ إِلَيْهِ - قَالَ - فَأَخَذَ ثَوْبَهُ فَطَفِقَ بِالْحَجَرِ ضَرْبًا ». قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ وَاللَّهِ إِنَّهُ بِالْحَجَرِ نَدَبٌ سِتَّةٌ أَوْ سَبْعَةٌ ضَرْبُ مُوسَى بِالْحَجَرِ.

🍃 Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Raafi’ (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Ma’mar dari Hammam bin Munabbih ia berkata: Inilah (hadits-hadits) yang disampaikan oleh Abu Hurairah dari Muhammad Rasulullah shollallahu alaihi wasallam kemudian ia menyebutkan hadits-hadits, di antaranya Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Bani Israil dulunya mandi telanjang (bersama-sama) sehingga masing-masing melihat aurat yang lain. Masing-masing memandang pada kemaluan yang lain. Sedangkan Musa alaihissalam mandi sendirian. Bani Israil berkata: Demi Allah, tidaklah yang menghalangi Musa mandi bersama kami kecuali karena dia biji testisnya bengkak. Suatu hari, Musa mandi meletakkan pakaiannya di atas batu, tiba-tiba batu itu berlari membawa pakaiannya. Maka Musapun lari mengejarnya dan berkata: wahai batu, bajuku. Wahai batu, bajuku. Hingga orang-orang Bani Israil melihat kepada kemaluan Musa kemudian mereka berkata: Demi Allah, ternyata tidak ada cacat pada Musa. Kemudian berhentilah batu itu hingga ia dilihat. Kemudian Musa mengambil bajunya dan memukuli batu itu. Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya- berkata: Demi Allah, pada batu itu terdapat 6 atau 7 bekas pukulan Musa.

🌹 Catatan Penerjemah:

✏️ Pada riwayat dalam Shahih al-Bukhari dijelaskan bahwa saat melihat ke arah Musa, Bani Israil baru mengetahui bahwa tubuh Musa adalah yang paling indah dan baik.

فَرَأَوْهُ عُرْيَانًا أَحْسَنَ مَا خَلَقَ اللَّهُ وَأَبْرَأَهُ مِمَّا يَقُولُون

🍃 Kemudian mereka melihat Musa dalam keadaan telanjang adalah fisik terbaik yang Allah ciptakan, dan Allah membersihkan Musa dari tuduhan ucapan mereka (bahwa pada tubuhnya ada cacat, pent).

🔷 Dalam riwayat Shahih al-Bukhari juga dijelaskan bahwa kisah itu sebagai penafsiran dari firman Allah Ta’ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ آذَوْا مُوسَى فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا وَكَانَ عِنْدَ اللَّهِ وَجِيهًا

🍃 Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa (dengan ucapannya), kemudian Allah membersihkannya dari tuduhan ucapan itu, dan Musa memiliki kedudukan (yang mulya) di sisi Allah (Q.S al-Ahzaab ayat 69).

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

📚 Dikutip dari Buku " Terjemah Shahih MUSLIM (Abul-Husain Muslim bin al-Hajjaj an-Naisaburi Rahimahullah)". Jilid 1
Penerbit : Cahaya Sunnah- Bandung

✍️ http://telegram.me/alistiqomah

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel